Mengembalikan Kualitas Hidup Selama Terapi Kanker dengan Jamur Maitake
Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang menyebutkan bahwa secara nasional prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur di Indonesia tahun 2013 sebesar 1.4% atau diperkirakan sekitar 347.792 orang. Penderita kanker tersebut, yang jumlahnya kemungkinan makin meningkat setiap tahun, harus berjuang melawan penyakit yang mematikan ini. Dan dalam pengobatan kanker sering kali orang hanya fokus pada kesembuhan, sedangkan apa yang terjadi selama pasien berjuang untuk mendapatkan kesembuhan jarang menjadi sorotan. Padahal selama berjuang pasien harus menanggung berbagai efek samping kemoterapi yang tidak hanya mengganggu aspek fisik tetapi juga mental pasien. Oleh karena itulah diperlukan solusi atau upaya tambahan untuk mengurangi ‘penderitaan’ pasien kanker selama menjalani kemoterapi.
dr. Toto Imam Soeparmono Sp.OG.K.Onk,dokter spesialis kebidanan dan kandungan serta konsultan onkolog (kanker), menjelaskan bahwa kanker tidak timbul secara mendadak, melainkan perlahan sehingga gejala awalnya sering kali tidak tampak. Seseorang baru merasakan gejala kanker saat sel kanker sudah cukup berkembang hingga mengganggu organ tertentu. Itulah sebabnya deteksi dini sangatlah dianjurkan. Cara deteksi kanker sangat beragam, bergantung pada jenis kankernya. Misalnya, untuk kanker usus bisa dilakukan dengan kolonoskopi yaitu pemeriksaan organ rektum dan usus besar dengan memasukkan selang panjang fleksibel dengan lampu ke dalam anus. Kanker rahim dengan pap smear yaitu pemeriksaan getah atau lendir di sekeliling leher rahim.
Tindakan bagi orang yang terkena kanker adalah memberikan terapi. Ada tiga jenis terapi yaitu primer, sekunder, dan komplementer. Terapi primer dengan cara pembedahan atau radiasibertujuan untuk mengatasi pertumbuhan sel kanker. Terapi sekunder/lanjutan/tambahan bertujuan menuntaskan pengobatan dan membatasi penyebaran sel kanker.Kemoterapi adalah jenis terapi sekunder yang populer. Namun kemoterapi tak hanya membunuh sel kanker tetapi juga sel-sel sehat. Pasien kemoterapi akan merasakan efek samping yang membuat tidak nyaman dan menyebabkan kualitas hidupnya menurun, yaitu: kelelahan, nyeri atau mati rasa pada bagian tubuh tertentu, luka di mulut atau tenggorokan, mual dan muntah, kekebalan tubuh menurun, rambut rontok dan bahkan sampai pada aspek psikologis berupaperubahan mood dan keputusasaan. Itulah dilema kemoterapi yang harus dihadapi pasien kanker. Jalan menuju kesembuhan bisa dibilang begitu menyakitkan.
Konsultan onkolog (kanker) yang telah berpengalaman lebih dari 30 tahun ini mengatakan, ”Untuk mengurangi efek samping kemoterapi maka bisa dilakukan terapi komplementer atau pendamping, yang bertujuan mengembalikan kualitas hidup yang menurun akibat efek samping kemoterapi. Terapi komplementer bisa menggunakan herbal asalkan bisa dipertanggung-jawabkan, artinya herbal yang digunakan sebaiknya telah teruji secara klinis manfaat dan keamanannya.”
dr. Royke Eduard Burhan, praktisi terapi komplementer yang mendalami functional food, menjelaskan bahwa ekstrak jamur Maitake dapat digunakan sebagai terapi komplementer kanker karena manfaatnya sudah teruji. Mengutip hasil penelitian Prof. Hiroaki Nanba Ph.D dalam jurnal Maitake D Fraction: Healing and Preventive Potential for Cancer, Maitake terbukti memiliki 3 manfaat:
1. Menahan penyebaran sel kanker
Maitake mampu menghambat penyebaran sel kanker (metastatis) hingga 91.3%.
2. Mengurangi efek samping kemoterapi
Mual, muntah, hilang nafsu makan, rambut rontok, defisiensi sel darah putih (leukopenia)
dirasakan berkurang oleh 90% pasien. Berkurangnya rasa nyeri dirasakan oleh 83% pasien.
3. Meningkatkan efektivitas kemoterapi.
Kombinasi Maitake dan kemoterapi dapat bersinergi dan meningkatkan efektivitas
pengobatan 12-28%.
Penelitian Prof. Hiroaki Nanba juga menyimpulkan bahwa jamur Maitake menghambat pertumbuhan sel kanker payudara dengan lebih baik dibanding jamur lain:
a. 1,5 kali lebih baik dibandingkan dengan jamur Shiitake.
b. 12 kali lebih baik dari jamur Karawatake.
c. 16,5 kali lebih baik dari jamur Ling Zhi.
Bahkan dibandingkan Ling Zhi dengan dosis 50 kali lebih besar dan Karawatake berdosis 300 kali lebih besar, efektivitas Maitake masih jauh lebih baik.
Keunggulan ini karena Maitake memiliki kandungan senyawa polisakarida β-1,6 glukan sebagai rantai utama, sedangkan jamur lain umumnya β-1,3 glukan. Keunikan ini menjadikan Maitake lebih efektif dalam mengaktifkan sel-sel pertahanan tubuh, termasuk makrofag, sel pembunuh alamiah dan sel-T pembunuh, juga berpotensi untuk mengaktifkan bermacam-macam agen sistem imun. Selain itu, Maitake memiliki fraksi D yang mampu menghambat onkogen sehingga dapat mencegah pertumbuhan, pembelahan dan migrasi sel kanker. Dokter Royke menekankan, ”Jamur Maitake ini aman dikonsumsi karena merupakan jamur pangan. ”
Berbekal pengalaman panjang mengembangkan produk-produk suplemen kesehatan yang inovatif, aman, berunjuk kerja tinggi dengan dukungan data ilmiah yang kredibel serta dibutuhkan masyarakat, Multicare meluncurkan produk baru Vitacare Maitake Pro untuk membantu mengembalikan kualitas hidup selama menjalani terapi kanker.
Gunawan, Product Manager PT Multicare Mitra Sejahtera mengatakan, “Produk terbaru kami Vitacare Maitake Pro ini dibuat dari jamur Maitake yang sejak zaman dahulu di Jepang telah dikenal manfaatnya untuk kesehatan, salah satunya untuk kanker. Penelitian ilmiah juga telah mengonfirmasi manfaat jamur Maitake untuk kanker. Selain mengandung Maitake Powder dan Maitake D-Fraction, Vitacare Maitake Pro juga dilengkapi Ester-C yang dijamin keasliannya karena kami merupakan distributor resmi Ester-C di Asia Tenggara.”
Menurut Gunawan, ada yang harus diperhatikan untuk memperoleh manfaat kesehatan yang maksimal dari jamur Maitake karena tidak semua jamur Maitake memiliki kualitas yang sama.
Vitacare Maitake Pro dibuat dari jamur Maitake pilihan yang terjamin kualitasnya karena:
1. Berasal dari Jepang yang merupakan habitat paling ideal untuk jamur Maitake.
2. Dibudidaya secara ketat; tanpa pupuk kimia, tanpa pestisida, dan terjamin
kebersihannya.
3. Tanpa campuran jamur lain.
4. Diformulasi oleh peneliti jamur kenamaan dari Jepang, Prof. Hiroaki Nanba Ph.D.
5. Telah diuji pada manusia (human test).
Manfaat produk suplemen kesehatan Maitake dari Multicare untuk kanker sudah dirasakan banyak orang. Salah satunya adalah Ibu Dini Hendarsih dari Surabaya. Berkat mengonsumsi produk tersebut, Dini yang menjalani kemoterapi untuk kanker ovariumnya hanya sebentar merasakan efek samping tubuh lemas dan nafsu makan hilang. “Setelah 2 hari kondisi saya berangsur pulih, bahkan dokter dan teman-teman mengatakan keadaan saya seperti orang yang tidak kemoterapi”, ujar Ibu Dini. Kadar CA 125 yang menjadi indikator kanker turun drastis dari 376.3 U/ml menjadi 34 U/ml dalam waktu kurang dari 2 bulan. Seiring konsumsi suplemen Maitake yang terus dilanjutkan, kadar CA 125 makin membaik menjadi 7.72 U/ml yang artinya sudah sangat aman karena jauh di bawah 35 U/ml.
Mengomentari pengalaman Ibu Dini, dr. Toto menegaskan bahwa peningkatan kualitas hidup pada pasien kanker dengan cara mengurangi efek samping kemoterapi adalah faktor yang sangat penting dalam menunjang kesembuhan. Dengan meningkatnya kualitas hidup, pasien kanker akan memiliki semangat dan daya juang yang lebih baik dalam melawan kanker, dan pada akhirnya itu dapat menuntun ke arah kesembuhan.
Info tambahan mengenai Vitacare Maitake Pro adalah bahwa produk ini bukanlah produk Maitake pertama yang dipasarkan Multicare. Sebelumnya telah dipasarkan 2 varian produk Maitake yaitu Vitacare Super Maitake dan Vitacare Super Maitake MD Fraction. Vitacare Maitake Pro diluncurkan dengan formulasi yang khusus untuk meningkatkan kualitas hidup selama menjalani terapi kanker.