Untuk Suami Isitri Sebelum Berhubungan, Lakukan Dulu Sunnah Rasulullah Yang Ini
Berhubungan intim seharusnya dapat bernilai ibadah, tak hanya jadi sekadar pemuas birahi semata. Bukankah Allah menciptakan manusia dengan maksud agar kita beribadah kepadaNya?
Nah bagi pasutri yang hendak berhubungan intim, berikut sunnah Rasulullah yang sebaiknya ditunaikan sebelum berkumpul. Jadi, tak asal main terkam saja.
1. Membersihkan diri
Wangi, bersih, dan sedap dipandang, tentu sangat diharapkan ketika pasutri akan berhubungan intim. Apa jadinya jika hendak berhubungan intim, tapi badan berkeringat dan bau. Ini bisa saja membuat pasangan kita emoh berkumpul.
Abu Rafi’ radhiyallahu ‘anhu berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu hari pernah menggilir istri-istri beliau, beliau mandi tiap kali selesai berhubungan bersama ini dan ini. Aku bertanya, “Ya Rasulullah, bukankah lebih baik engkau cukup sekali mandi saja?” Beliau menjawab, “Seperti ini lebih suci dan lebih baik serta lebih bersih.” (HR. Abu Daud dan Ahmad).
2. Menggunakan wewangian
Badan wangi dan segar, pastinya lebih menambah semangat bagi pasutri untuk segera bertempur. Ketahuilah bahwa memakai wewangian adalah salah satu sunnah Nabi.
“Empat macam di antara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah” (HR. Tirmidzi).
Bagi para istri, memakai wewangian justru dianjurkan ketika akan melakukan hubungan dengan suami. Bukan ketika akan keluar rumah, yang ternyata dilarang oleh Rasulullah.
“Perempuan manapun yang menggunakan parfum kemudian melewati suatu kaum agar mereka mencium wanginya maka dia seorang pezina” (HR Ahmad)
3. Memakai pakaian yang disukai pasangan
Bukan rahasia umum lagi jika para istri terkadang malu dihadapan suaminya—termasuk dalam berpenampilan yang sesuai dengan kehendak pasangannya. Padahal hal itu sangat dianjurkan.
“Sebaik-baik istri kalian adalah yang pandai menjaga diri lagi pandai membangkitkan syahwat. Yakni keras menjaga kehormatan dirinya lagi pandai membangkitkan syahwat suaminya.” (HR. Ad Dailami).
Senada dengan hadits itu, Muhammad Al Baqir, cicit Husain bin Ali menjelaskan:
“Sebaik-baik wanita diantara kalian adalah yang membuang perisai malu ketika menanggalkan pakaian di hadapan suaminya dan memasang perisai malu ketika ia berpakaian kembali.”
Nah bagi pasutri yang hendak berhubungan intim, berikut sunnah Rasulullah yang sebaiknya ditunaikan sebelum berkumpul. Jadi, tak asal main terkam saja.
1. Membersihkan diri
Wangi, bersih, dan sedap dipandang, tentu sangat diharapkan ketika pasutri akan berhubungan intim. Apa jadinya jika hendak berhubungan intim, tapi badan berkeringat dan bau. Ini bisa saja membuat pasangan kita emoh berkumpul.
Abu Rafi’ radhiyallahu ‘anhu berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu hari pernah menggilir istri-istri beliau, beliau mandi tiap kali selesai berhubungan bersama ini dan ini. Aku bertanya, “Ya Rasulullah, bukankah lebih baik engkau cukup sekali mandi saja?” Beliau menjawab, “Seperti ini lebih suci dan lebih baik serta lebih bersih.” (HR. Abu Daud dan Ahmad).
2. Menggunakan wewangian
Badan wangi dan segar, pastinya lebih menambah semangat bagi pasutri untuk segera bertempur. Ketahuilah bahwa memakai wewangian adalah salah satu sunnah Nabi.
“Empat macam di antara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah” (HR. Tirmidzi).
Bagi para istri, memakai wewangian justru dianjurkan ketika akan melakukan hubungan dengan suami. Bukan ketika akan keluar rumah, yang ternyata dilarang oleh Rasulullah.
“Perempuan manapun yang menggunakan parfum kemudian melewati suatu kaum agar mereka mencium wanginya maka dia seorang pezina” (HR Ahmad)
3. Memakai pakaian yang disukai pasangan
Bukan rahasia umum lagi jika para istri terkadang malu dihadapan suaminya—termasuk dalam berpenampilan yang sesuai dengan kehendak pasangannya. Padahal hal itu sangat dianjurkan.
“Sebaik-baik istri kalian adalah yang pandai menjaga diri lagi pandai membangkitkan syahwat. Yakni keras menjaga kehormatan dirinya lagi pandai membangkitkan syahwat suaminya.” (HR. Ad Dailami).
Senada dengan hadits itu, Muhammad Al Baqir, cicit Husain bin Ali menjelaskan:
“Sebaik-baik wanita diantara kalian adalah yang membuang perisai malu ketika menanggalkan pakaian di hadapan suaminya dan memasang perisai malu ketika ia berpakaian kembali.”
4. Awali dengan obrolan dan belaian mesra
“Janganlah salah seorang dari kalian menjima’ istrinya seperti binatang ternak mendatangi pasangannya. Tetapi hendaklah ada ar rasuul antara keduanya.” Ditanyakan kepada beliau, “Apakah ar rasuul itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ciuman dan kalimat-kalimat obrolan (mesra)” (HR. Ad Dailami)
Mulakan dengan kata-kata romantis, percakapan yang mesra. Pujian untuk istri, dan juga kecupan sayang, yang membangun suasana menjadi lebih bergairah.
Ibnu Qudamah rahimahullah:”Dianjurkan (disunahkan) agar seorang suami mencumbu istrinya sebelum melakukan jima’ supaya bangkit syahwat istrinya, dan dia mendapatkan kenikmatan seperti yang dirasakan suaminya.”
Dan telah diriwayatkan dari ‘Umar bin ‘AbdulAzizrahimahullah bahwasanya dia berkata: “Janganlah kamu menjima’ istrimu, kecuali dia (istrimu) telah mendapatkan syahwat seperti yang engkau dapatkan, supaya engkau tidak mendahului dia menyelesaikan jima’nya (maksudnya engkau mendapatkan kenikmatan sedangkan istrimu tidak).”
5. Sentuhan mesra
Pemanasan lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan memberi sentuhan dan belaian mesra. Imam Abu Hanifah ditanya oleh muridnya tentang suami yang memegang kemaluan istrinya atau istri memegang kemaluan suaminya, beliau menjawab, “Tidak masalah, bahkan saya berharap ini akan memperbesar pahalanya.” (Tabyin al-Haqaiq). Wallahu a’lam. []