Inilah Keutamaan Puasa Arafah Sehari Sebelum Pelaksanaan Lebaran Idul Adha,Jangan Sampai Terlewat Bakal Menyesal.

Puasa Sebelum Idul Adha biasa disebut dengan Puasa Arafah, Hukum melaksanakan ibadah puasa Arafah adalah sunnah muakkadah atau sangat dianjurkan bagi seluruh kaum muslimin.

Puasa Arafah ini dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, Tepat pada waktu jamaah haji sedang melaksanakan ibadah wukuf di Arafah, tepatnya sehari sebelum hari raya Idul Adha. Sesuai dengan keputusan Kementrian Agama Indonesia dan Mahkamah Saudi yang secara serentak menyatakan bahwa 1 Dzulhijjah jatuh pada hari Sabtu, 3 September 2016.

Imam Nawawi dalam Al Majmu’ Syarh Al Muhaddzab (6: 428) berkata, “Adapun hukum puasa Arafah menurut Imam Syafi’i dan ulama Syafi’iyah: disunnahkan puasa Arafah bagi yang tidak berwukuf di Arafah. Adapun orang yang sedang berhaji dan saat itu berada di Arafah, menurut Imam Syafi’i, beliau berpendapat bahwa disunnahkan bagi jamaah haji untuk tidak berpuasa karena adanya hadits dari Ummul Fadhl.”

Ibnu Muflih dalam Al Furu’ -yang merupakan kitab pegangan madzhab hanbali- (3: 108) mengatakan, “Disunnahkan melaksanakan puasa pada 10 hari pertama Dzulhijjah, lebih-lebih lagi puasa pada hari kesembilan, yaitu hari Arafah. Demikian disepakati oleh para ulama.”


Puasa Arafah memiliki beberapa keistimewaan dan keutamaan, diantaranya:
  1. Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya selama dua tahun, yakni tahun lalu dan tahun yang akan datang.
  2. Allah SWT akan menjaganya untuk tidak berbuat dosa selama dua tahun.
  3. Insyaallah dibebaskan dari api neraka.
Dalil yang tegas tentang keutamaan puasa arafah ini adalah hadits dari Abu Qatadah Al-Anshari Radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau menjawab, “Puasa Arafah dihitung di sisi Allah sebagai menghapus (dosa) tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya”. (HR. Muslim)

Adapun orang yang berhaji tidak disunnahkan untuk melaksanakan puasa Arafah. Hal ini sebagaimana pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, seperti dijelaskan dalam hadits Ummu Fadhl berikut,

“Dari Ummul Fadhl binti Al Harits, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagian mereka mengatakan, ‘Beliau berpuasa.’ Sebagian lainnya mengatakan, ‘Beliau tidak berpuasa.’ Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya.” (HR. Muslim)

Adakah Hal Lain yang Bisa Kita Lakukan Untuk Mendapatkan Kemuliaan Lainnya?
Di samping berpuasa pada hari Arafah, dianjurkan juga untuk memperbanyak amal-amal shalih lainnya seperti shalat sunnah, sedekah, zikir, takbir, tilawah Quran, berbakti kepada orang tua, dan amal-amal shalih lainnya.

Untuk itu, puasa Arafah sebaiknya kita pergunakan kesempatan semaksimal mungkin.
Insya Allah, amalannya bisa meninggikan derajat, memperbanyak catatan kebaikan, dan juga menghapuskan dosa-dosa.

Mengenai pengampunan dosa dari puasa Arafah, para ulama berselisih pendapat. Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud adalah dosa kecil. Imam Nawawi rahimahullah mengatakan,
“Jika bukan dosa kecil yang diampuni, moga dosa besar yang diperingan. Jika tidak, moga ditinggikan derajat.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 51) Sedangkan jika melihat dari penjelasan Ibnu Taimiyah rahimahullah, bukan hanya dosa kecil yang diampuni, dosa besar bisa terampuni karena hadits di atas sifatnya umum. (Lihat Majmu’ Al Fatawa, 7: 498-500).
 
Setelah kita mengetahui keutamaan puasa Arafah ini, tinggal yang penting prakteknya. Ingat, Hari Arafah hanya sekali dalam setahun, Inilah puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan. sampaikan pada keluarga dan saudara kita yang lain, itu lebih bermanfaat. Selain dapat pahala, juga menjadi amal jariyah kita karena telah mengajak orang lain berbuat baik.
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim).

LihatTutupKomentar