Inalilahi..!!!Viral, 3.500 Kg Wortel Asal China Berbahaya Sebabkan Anak Jadi Bodoh, Digerebek Polisi


Kabar buruk yang perlu diwaspadai para ibu agar anaka-anak tidak sampai mengonsumsi barang ini. Tim gabungan dari Mabes Polri, Polda Jatim, Polrestabes Surabaya, Polsek Benowo serta Badan Intelijen Negara (BIN) menggerebek satu gudang penyimpan bahan makanan di di Blok D No 28, Pusat Pergudangan Romokalisari, Surabaya, Jawa Timur.
Tim gabungan Mabes Polri menggerebek gudang wortel di Blok D No 28, Pusat Pergudangan Romokalisari, Surabaya.
Informasi yang diperoleh, sebagaimana dikutip www.Tribun-Medan.com dari Surya.co.id, menyebutkan, penggerebekan itu dilakukan tim gabungan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim (Satgas Pangan), intelijen Mabes Polri dibantu Polda Jatim dan jajarannya.
Tim Penyelidik melibatkan tiga perwira berpangkat Brigadir Jenderal dari Mabes Polri yakni Brigjen Pol Riza Celvian Gumay (Direktur 5Badan Intelijen Negara), Brigjen Pol Bonar Sitinjak dan Brigjen Pol Andi.
Tim penyidik berisi perwira menengah berpangkat komisaris besar hingga bintara Brigadir Kepala. Tim dibantu Polda jatim, Polrestabes Surabaya dan Polsek Benowo.
Tim penyidik mengambil dan meneliti sampel untuk barang bukti yang dibawa ke Mabes Polri berupa dua karung wortel dan satu kotak bibit dan wortel. Satu pak wortel siap edar pun disita.
Mengenai penggerebakan tesebut Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera membenarkannya.
"Kami melakukan back up tugas yang dilakukan Mabes Polri di Jatim. Memang sebuah gudang wortel di Surabaya digerebek teman-teman Mabes," kata Kombes Pol Frans Barung Mangera.
Barung tidak menjelaskan secara detail apa saja isi gudang dan barang apa saja yang disita Mabes Polri. Namun Mabes Polri mengamankan NG, seorang pengelola. 
Dia tinggal di Surabaya dan biasa menjadi perantara benih buah wortel dari China ke Indonesia.
"NG diamankan 20 Agustus 2017 dan dibawa ke Mabes untuk pembangan penyidikan," terang Barung di Mapolda Jatim.
Menurut keterangan NG, selaku perantara dari China dan Indonesia, pembudidayaan tersebut menggandeng mitra petani lokal di Pegunungan Dieng. Hasil panen pertama sebanyak 3,5 ton.
"Buah wortel tersebut dapat menyebabkan mempengaruhi perkembangan mental anak. Bisa membuat anak menjadi bodah," demikian informasi yang diterima Tribun-Medan.com. Namun tidak ada penjelasan lebih detail mengenai hal ini.
"Saudara NG, saat di introgasi dan disuruh mencoba untuk makan satu wortel tersebut, namun dia tidak mau memakannya."
 Gudang milik Sugiharto ini digerebek Mabes Polri, Minggu (20//8/2017) sekitar pukul 13.00 WIB.

Akan Dijual Sebagai Barang Impor dengan Harga Lebih Mahal

Informasi ini pun telah beredar luas melalui media sosial, termasuk pesan-pesan apda grup Whatsapp.
Pemilik gundang bernama Sugiharto diperiksa atas dugaan tindak pidana karantina tumbuhan dan atau tindak pidana pangan dan dugaan tindak pidana importasi bibit benih wortel yang dapat mempengaruhi perkembangan mental anak
Benih wortel diduga didatangkan dari China dan dibudidayakan di wilayah Pegunungan Dieng, Provinsi Jateng, dengan luas areal tiga hektar. Masa panen worte 110 sampai dengan 120 hari.
Benih-benih wortel dari China tersebut pernah uji coba tanam di Kabupaten Malang Batu, Jawa Timur, namun tidak berhasil.
Hasil panen wortel dibawa dari pegunungan Dieng ke CV Sinar Agung dan akan dipasarkan di Jawa Timur dengan harga impor, yakni lebih mahal dari komoditas lokal.
CV Sinar Abadi bergerak dibidang distributor buah impor. Karyawan kurang lebih 11 orang. Wortel dikirim dari Semarang bertepatan dengan HUT Kemerdekaan Ke-72 RI, pada 17 Agustus 2017 pukul 17.30 WIB. 
"Locusnya ada di dua tempat, di Dieng, Keteng tempat budidayanya. Sedang di Jatim sebagai tempat penyimpanan dan distribusinya," ucap Barung.
Polisi belum bisa memastikan apakah wortel itu berbahaya jika dikonsumsi. Saat ini Mabes Polri masih melakukan pemeriksaan dan uji laboratorium.
"Apakah makanan itu mengandung zat A, B, C dan D perlu hasil uji lab, penelitian validitas. Ini dilakukan Pada," terang Barung.
Guna memastikan kandungan wortel itu bahaya atau tidak, Mabes Polri juga bakal menggandeng Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM).
"Semua ditangani Mabes Polri, karena locusnya ada di Jateng dan Jatim," pungkas Barung.
Pejabat Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) menjelaskan hasil panen benih wortel asal China di Gudang Romokalisari Surabaya yang Minggu (20/8) lalu digerebek Tim Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia (Bareskrim Polri) tidak melalui proses karantina.
Kepala BBKP Surabaya Musyaffak Fauzi kepada wartawan di Surabaya, Rabu (23/08/2017), mengatakan pihaknya turut diajak berkoordinasi oleh Bareskrim Polri, khususnya untuk menelusuri asal muasal kedatangan benih wortel impor ini.
Dari hasil koordinasi bersama Tim Bareskrim Polri, dia mengungkap, benih wortel asal China tersebut selama ini diselundupkan melalui Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo.
Tentunya tanpa melalui proses perysaratan karantina, dan lolos dari pemeriksaan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Juanda Sidoarjo.
Penyelundupnya diketahui berinisial NG, seorang warga Tulungagung, Jawa Timur, yang telah lama tinggal di China.
"NG membawa benih wortel dari China ke Surabaya sebanyak dua kali, semuanya melalui Bandara Internasional Juanda, yaitu pada bulan April dan Mei 2017," kata Musyaffak Fauzi.
Musyafak mengatakan, terungkapnya benih wortel ilegal itu berawal dari laporan sejumlah petani di Malang kepada Tim Satgas Pangan Bareskrim Polri.
"Hasil panen wortel yang disimpan di Gudang Romokalisari yang digerebek oleh Tim Satgas Pangan Mabes Polri itu berasal dari benih wortel yang ditanam di Wonosobo, Jawa Tengah. Informasinya sempat dicoba ditanam di Batu, Malang, tapi tidak berhasil dan lahannya sekarang ditanami bawang," ucapnya.
Gudang Romokalisari Surabaya yang digerebek Tim Bareskrim Polri, lanjut Musyafak, disewa oleh tersangka berinisial S, yang merupakan pemilik dari dua karung wortel, satu kotak bibit dan wortel, serta satu pak wortel yang siap diedarkan, yang kini semuanya telah diamankan polisi sebagai barang bukti.
Seluruh barang bukti tersebut, lanjut Musyafak, telah dibawa ke Markas Bareskrim Polri di Jakarta untuk dilakukan pengujian oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan, Kementerian Pertanian, Dinas Kesehatan, serta Laboratorium Institut Pertanian Bogor dan dan Sucofindo.
Menurut Musyafak, pengujian dilakukan untuk mengetahui kandungan wortel karena beredar kabar bahwa buah wortel hasil dari benih impor tersebut bisa memengaruhi perkembangan mental terutama terhadap anak-anak.
"Sampai sekarang kami masih menunggu hasil dari pengujian laboratorium tersebut," katanya.
CABAI BAKTERI BERACUN
 Empat orang warga negara Tiongkok ditangkap karena diduga menanam cabai beracun yang mengandung bakteri berbahaya Erwina Chrysanthem.
Bakteri itu dikategorikan sebagai organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) golongan A1 dan belum pernah ada di Indonesia.
Sebanyak 5000 batang cabai yang mengandung bakteri itu pun dimusnahkan Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Soekarno-Hatta.
"Bakteri ini bisa menyebabkan kerusakan gagal produksi hingga mencapai 70 persen petani cabai di Indonesia," ujar Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, Antarjo Dikin.
Menurut Antarjo, para pelaku sengaja membawa tanaman cabaidari negara asalnya secara ilegal atau tanpa sertifikasi sebelumnya.
"Mereka berinisial C, Q, B dan H yang berhasil diamankan Imigrasi Bogor," kata Antarjo.
Keempat pelaku ini bahkan sudah menyewa lahan seluas 4 ribu meter persegi untuk menanam cabai berbakteri ini.
Bila sudah panen, rencananya dipasarkan ke pasar-pasar besar yang ada di Indonesia.
Menurut Antarjo, bila saja keempat WN Tiongkok ini berhasil memanen cabai berbakteri, potensi kerugian ekonomi bisa mencapai Rp 45 triliun.
Hal ini lantaran dikhawatirkan penyebaran bakteri bisa meluas dan merusak tanaman lain.
(Surya.co.id/Fatkhul Alami)
LihatTutupKomentar