5 Penyebab Timbulnya Penyakit Hati
Berbicara tentang hati, Hati (Qalbu) ialah bagian yang sangat terpenting daripada manusia. Hati itu ibarat raja, Otak sebagai ratu dan tubuh sebagai anggota. Apabila rajanya baik maka semua prajuritnya akan ikut baik. Jadi apabila hati kita baik, maka baik pula seluruh amalan kita.
Rasulullah SAW Bersabda:
“Bahwa dalam diri setiap manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya. Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari)
Oleh karena itu penyakit hati jauh lebih berbahaya daripada penyakit fisik karena bisa mengakibatkan kesengsaraan di neraka yang abadi. Penyakit ini mudah sekali menular dan mudah tertanam dalam tubuh, dan berkemungkinan kita mengidap penyakit yang sangat berbahaya itu.
Sebaiknya kita harus mengetahui penyebab-penyebab penyakit hati dengan senantiasa memohon pertolongan kepada Allah swt agar terhindar dari penyakit-penyakit tersebut dan berusaha mengobatinya bila kita telah terlanjur terjangkit penyakit tersebut. adapun penyebab dari penyakit hati tersebut adalah sebagai berikut,
1. Berbuat Syirik Kepada Allah Swt.
Syirik adalah jika seorang menyekutukan Allah Swt dalam ibadah kepada-Nya. Di samping dia beribadah kepada Allah Swt dia juga beribadah kepada selain Allah. Perbuatan syirik adalah perbuatan yang sangat tercela dan terlaknat.
Orang yang terkena penyakit ini ia akan menjalani hidupnya di dunia ini dengan iman dan aqidah yang cacat, hatinya akan selalu sakit, semua yang dilakukannya hanya berkisar nafsu belaka, dia tidak akan mengenal agama Islam ini dengan baik, sebaliknya dia akan mendapatkan kesedihan, perasaan takut, dan kehancuran, bahkan Allah swt menyifati orang-orang yang berbuat syirik kedudukannya lebih rendah dari binatang-binatang ternak. Allah swt berfirman,
“Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (QS. Al-Furqan: 44)
2. Durhaka Kepada Allah Swt.
Jika maksiat telah berkumpul dalam hatinya, maka dia akan menutupnya sehingga hatinya tidak menyenangi kebaikan dan tidak mahu berdzikir kepada Allah swt, lalu yang paling menyedihkan ia akan dikuasai oleh hawa nafsurnya yang jahat, sebagaimana Allah Swt berfirman,
“Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya dijelirkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia menjelirkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka khabarkanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (QS. Al-A’raf: 176)
3. Kelalaian dari Berdzikir Kepada Allah Swt.
Manusia yang lalai akan terkejut tatkala mendengar dzikir atau nasehat dari seseorang, meskipun dia seorang penuntut ilmu, apalagi orang awam. Hal ini disebabkan kelalaian dari merenungi ayat-ayat-Nya sehingga syaitan masuk melalui peredaran darahnya menuju hatinya. Oleh karena itu, Allah swt sentiasa mengingatkan hal ini sebagaimana dalam firman-Nya,
“Dan telah dekat kedatangan janji yang benar (hari berbangkit). Maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (mereka berkata): “Aduhai, celakalah Kami, Sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Anbiya: 97)
Kelalaian menyerang hati seseorang, sehingga membuatnya berpaling dari taat kepada Allah swt, tidak senang berdzikir, tidak senang mendengar suatu kebaikan dan tidak mau mendekati kepada para ulama.
4. Berpaling dari Belajar dan Mendalami ilmu agama serta Mempelajari Sunnah Rasulullah Saw.
Pada zaman sekarang ini, kita sering mendapati orang lebih faham ilmu dunia daripada ilmu agama, bahkan masalah-masalah yang ringan dalam agama mereka tidak mengetahuinya, tata-cara berwudhu atau mandi pun mereka tidak memahaminya, mereka lebih mendahulukan urusan dunia yang fana ini.
Kemudian ada sebagian kaum muslimin yang berpaling dari membaca dan memahami Alquran dan al-Hadits, sehingga hati mereka terjangkit suatu penyakit berbahaya. Mereka enggan belajar ilmu agama Islam yang benar, yang digali dari Alquran dan sunah berdasarkan pemahaman para pendahulu mereka yang soleh seperti para sahabat Rasulullah saw. Mereka lebih menyukai mempelajari buku-buku cerita rekaan, kisah orang-orang yang lalai dan hasil karya musuh-musuh Islam, padahal Allah Swt telah berfirman,
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah dia, ‘Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?’ Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan.” (QS. Toha: 124-126)
5. Selalu Sibuk dengan Urusan Dunia dan Mengabaikan Agama.
Apabila seorang telah terjangkit penyakit ini, maka waktu-waktunya, mau siang atau malam selalu dihabiskan untuk mengejar dunianya, pikirannya terfokus agar tercapai semua keinginannya. Adapun akhirat mereka kesampingkan sehingga tidak heran kalau ramai yang lebih suka ke tempat hiburan dari ke masjid, ramai yang lebih suka bersukan dari mendengar kuliyah agama, ramai yang lebih suka menonton tv dan film bersama anak isteri dari menghadiri majlis ilmu.
Dalam Alquran Allah Swt berfirman,
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24)
Sahabat bacaan madani yang dirahmati Allah Swt. Mudah-mudahan kita tidak termasuk orang-orang yang lalai hati kita dari berdzikir kepada Allah swt dan mudah-mudahan Allah swt menolong kita sehingga senantiasa kita dapat menghindari penyebab-penyebab sakit hati tersebut dan senantiasa diberikan petunjuk dan hidayah-Nya. Aamiin.
Rasulullah SAW Bersabda:
“Bahwa dalam diri setiap manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya. Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari)
Oleh karena itu penyakit hati jauh lebih berbahaya daripada penyakit fisik karena bisa mengakibatkan kesengsaraan di neraka yang abadi. Penyakit ini mudah sekali menular dan mudah tertanam dalam tubuh, dan berkemungkinan kita mengidap penyakit yang sangat berbahaya itu.
Sebaiknya kita harus mengetahui penyebab-penyebab penyakit hati dengan senantiasa memohon pertolongan kepada Allah swt agar terhindar dari penyakit-penyakit tersebut dan berusaha mengobatinya bila kita telah terlanjur terjangkit penyakit tersebut. adapun penyebab dari penyakit hati tersebut adalah sebagai berikut,
1. Berbuat Syirik Kepada Allah Swt.
Syirik adalah jika seorang menyekutukan Allah Swt dalam ibadah kepada-Nya. Di samping dia beribadah kepada Allah Swt dia juga beribadah kepada selain Allah. Perbuatan syirik adalah perbuatan yang sangat tercela dan terlaknat.
Orang yang terkena penyakit ini ia akan menjalani hidupnya di dunia ini dengan iman dan aqidah yang cacat, hatinya akan selalu sakit, semua yang dilakukannya hanya berkisar nafsu belaka, dia tidak akan mengenal agama Islam ini dengan baik, sebaliknya dia akan mendapatkan kesedihan, perasaan takut, dan kehancuran, bahkan Allah swt menyifati orang-orang yang berbuat syirik kedudukannya lebih rendah dari binatang-binatang ternak. Allah swt berfirman,
أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلاَّ كَاْلأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلاً
“Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (QS. Al-Furqan: 44)
2. Durhaka Kepada Allah Swt.
Jika maksiat telah berkumpul dalam hatinya, maka dia akan menutupnya sehingga hatinya tidak menyenangi kebaikan dan tidak mahu berdzikir kepada Allah swt, lalu yang paling menyedihkan ia akan dikuasai oleh hawa nafsurnya yang jahat, sebagaimana Allah Swt berfirman,
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى اْلأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلُ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِئَايَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ
“Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya dijelirkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia menjelirkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka khabarkanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (QS. Al-A’raf: 176)
3. Kelalaian dari Berdzikir Kepada Allah Swt.
Manusia yang lalai akan terkejut tatkala mendengar dzikir atau nasehat dari seseorang, meskipun dia seorang penuntut ilmu, apalagi orang awam. Hal ini disebabkan kelalaian dari merenungi ayat-ayat-Nya sehingga syaitan masuk melalui peredaran darahnya menuju hatinya. Oleh karena itu, Allah swt sentiasa mengingatkan hal ini sebagaimana dalam firman-Nya,
وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ فَإِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ أَبْصَارُ الَّذِينَ كَفَرُوا يَاوَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِي غَفْلَةٍ مِّنْ هَذَا بَلْ كُنَّا ظَالِمِينَ
“Dan telah dekat kedatangan janji yang benar (hari berbangkit). Maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (mereka berkata): “Aduhai, celakalah Kami, Sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Anbiya: 97)
Kelalaian menyerang hati seseorang, sehingga membuatnya berpaling dari taat kepada Allah swt, tidak senang berdzikir, tidak senang mendengar suatu kebaikan dan tidak mau mendekati kepada para ulama.
4. Berpaling dari Belajar dan Mendalami ilmu agama serta Mempelajari Sunnah Rasulullah Saw.
Pada zaman sekarang ini, kita sering mendapati orang lebih faham ilmu dunia daripada ilmu agama, bahkan masalah-masalah yang ringan dalam agama mereka tidak mengetahuinya, tata-cara berwudhu atau mandi pun mereka tidak memahaminya, mereka lebih mendahulukan urusan dunia yang fana ini.
Kemudian ada sebagian kaum muslimin yang berpaling dari membaca dan memahami Alquran dan al-Hadits, sehingga hati mereka terjangkit suatu penyakit berbahaya. Mereka enggan belajar ilmu agama Islam yang benar, yang digali dari Alquran dan sunah berdasarkan pemahaman para pendahulu mereka yang soleh seperti para sahabat Rasulullah saw. Mereka lebih menyukai mempelajari buku-buku cerita rekaan, kisah orang-orang yang lalai dan hasil karya musuh-musuh Islam, padahal Allah Swt telah berfirman,
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى {124} قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا {125} قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ ءَايَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنسَى {126
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah dia, ‘Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?’ Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan.” (QS. Toha: 124-126)
5. Selalu Sibuk dengan Urusan Dunia dan Mengabaikan Agama.
Apabila seorang telah terjangkit penyakit ini, maka waktu-waktunya, mau siang atau malam selalu dihabiskan untuk mengejar dunianya, pikirannya terfokus agar tercapai semua keinginannya. Adapun akhirat mereka kesampingkan sehingga tidak heran kalau ramai yang lebih suka ke tempat hiburan dari ke masjid, ramai yang lebih suka bersukan dari mendengar kuliyah agama, ramai yang lebih suka menonton tv dan film bersama anak isteri dari menghadiri majlis ilmu.
Dalam Alquran Allah Swt berfirman,
أَفَلاَ يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْءَانَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَآ
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24)
Sahabat bacaan madani yang dirahmati Allah Swt. Mudah-mudahan kita tidak termasuk orang-orang yang lalai hati kita dari berdzikir kepada Allah swt dan mudah-mudahan Allah swt menolong kita sehingga senantiasa kita dapat menghindari penyebab-penyebab sakit hati tersebut dan senantiasa diberikan petunjuk dan hidayah-Nya. Aamiin.