3 Faktor Utama Terkabulnya Doa
Doa merupakan permohonan manusia kepada Allah Swt sebagai bukti kita makhluk yang lemah. setiap manusia yang berdoa tentunya menginginklan doanya terkabul. Akan tetapi banyak diantara doa-doa manusia tersebut tidak terkabul. Bisa jadi penyebabnya dari manusia yang berdoa tersebut. bisa jadi doanya sementara waktu belum dikabulkan. Akan tetapi ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan agar doa kita terkabul.
Dalam satu Riwayat pernah Rasulullah Saw menceritakan tentang 3 pemuda yang tertahan didalam gua disebabkan pintu gua tertutup batu besar. mereka pun berdoa masing-masing secara bergantian. setelah selesai berdoa satu maka terbuka sedikit pintu gua, begitu juga doa pemuda yang kedua, sampai akhirnya selesai berdoa pemuda yang ketiga sampai terbuka pintu gua. Setidaknya ada 3 faktor utama penyebab doa para pemuda tersebut terkabul.
Dengan mengutip dari sebuah Hadits Rasulullah Saw. sebagai berikut :
Dari Abdullah bin Umar RA. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Terjadi di masa dahulu sebelum kamu, tiga orang berjalan-jalan hingga terpaksa bermalam di dalam gua. Tiba-tiba ketika mereka sedang berada di dalam gua tersebut, ada sebuah batu besar yang jatuh dari atas bukit dan menutup pintu gua, sehingga krtiga pemuda tersebut tidak bisa keluar. Maka berkatalah mereka, "Sungguh tidak ada yang dapat menyelamatkan kita dari bahaya ini, kecuali jika kalian bertawassul kepada Allah dengan amal-amal shaleh yang pernah kalian lakukan dahulu."
Pertama, Berbakti Kepada Orang Tua.
Maka seorang dari mereka berdoa, "Ya Allah, dahulu saya mempunyai ayah dan ibu dan sudah menjadi kebiasaanku tidak memberi minuman susu kepada seorangpun sebelum keduanya (ayah dan ibu), baik kepada keluargaku atau kepada hamba sahaya. Maka pada suatu hari saya agak jauh menggembala ternak sehingga saya terlambat tidak kembali kepada keduanya hingga malam hari dan ketika itu ayah bundaku telah tidur. Maka saya terus memerah susu untuk keduanya dan saya segan untuk membangunkan keduanya tetapi saya pun tidak akan memberikan minuman itu kepada siapapun sebelum ayah bundaku. Maka saya tunggu keduanya hingga terbit fajar lalu bangunlah keduanya dan minum susu yang saya perahkan itu. Padahal malam itu anak-anakku juga menangis meminta susu itu di dekat kakiku. Ya Allah, jika saya lakukan itu benar-benar karena mengharapkan keridhaan-Mu maka lepaskanlah kami dari kesulitan ini."
Maka bergeserlah batu itu sedikit hanya saja mereka belum dapat keluar dari gua tersebut.
Dari kisah tersebut di atas tergambar, bahwa lelaki ini telah mendahulukan untuk berbakti kepada kedua orang tuanya daripada anak dan istrinya, betapa banyak anak yang tidak berbuat baik kepada kedua orang tuanya bahkan menelantarkan mereka, lebih memihak istrinya dari pada orang tuanya. Anak harus berbakti pada orang tua selagi tidak untuk berbuat maksiat karena ridha Allah Swt. terletak pada keridhaan orang tua. Agama Islam mengajarkan untuk menghormati kedua orang tua walaupun mereka berlainan agama dengan agama yang kita anut (kafir), tidak membentaknya atau mengatakan kalimat “Ah” kepada mereka. Bagaimana hubungan kita dengan orang tua ? Apakah kita juga telah tidak menghormati, membentak dan telah berani melawan kepada orang tua ?
Kedua, Akhlaq yang Mulia.
Kemudian orang yang kedua berdoa, "Ya Allah, dahulu saya pernah jatuh cinta pada anak gadis pamanku. Karena cinta kasihku saya selalu merayu dan ingin berzina dengannya tetapi ia selalu menolak hingga terjadilah pada suatu saat ia menderita kelaparan dan datang minta bantuan kepadaku. Maka saya berikan padanya uang seratus dua puluh dinar dengan janji bahwa ia akan menyerahkan kegadisannya kepadaku malam harinya. Kemudian ketika saya telah berada di antara kedua kakinya tiba-tiba ia berkata, "Takutlah kepada Allah dan jangan engkau pecahkan tutup kecuali dengan cara yang halal. Maka saya segera bangun daripadanya padahal saya masih menginginkannya dan saya tinggalkan dinar emas yang telah saya berikan kepadanya itu. Ya Allah, bila saya berbuat itu semata-mata karena mengharapkan keridhaan-Mu maka hindarkanlah kami dari kemalangan ini."
Maka bergeserlah batu itu sedikit tetapi mereka belum juga dapat keluar daripadanya.
Dari kisah di atas tergambar, bahwa pergaulan antara laki-laki dan perempuan telah diatur dalam agama Islam dengan sangat terperinci, pergaulan antara suami dan istri, pergaulan antara muhrim dengan muhrim, pergaulan antara muhrim dengan bukan muhrim. Dengan aturan ini maka akan menciptakan masyarakat madani yang beradab serta menjadi sebuah keseimbangan dalam kehidupan yang asri dan damai. Sebaliknya kalau dilanggar batas-batas pergaulan ini maka akan timbul kerusakan yang sangat parah dalam masyarakat. Sebagai contoh masyarakat barat yang membebaskan pergaulan antara laki-laki dan perempuan hingga tanpa batas, 5ex bebas dsb, dengan dalih kebebasan expressi individu, apa hasilnya ? Kita telah menjadi saksi sejarah kebobrokan mereka yang berbalut kehidupan semu yg disebut dengan masyarakat modern. Rasulallah SAW. telah berpesan, "Takutlah kamu kepada Allah atas perkara wanita, karena awal bencana atau fitnah Bangsa Israil adalah dikarenakan oleh wanita." Apakah kita masih memegang teguh rambu-rambu pergaulan yang telah digariskan oleh agama kita ?
Ketiga, Mu'ammalah yang Benar.
Selanjutnya berdoalah orang yang ketiga, "Ya Allah, saya dahulu menjadi majikan yang mempunyai banyak buruh dan pegawai. Pada suatu hari ketika saya membayar upah buruh-buruh itu, tiba-tiba ada seorang dari mereka yang tidak sabar menunggu lalu segera pergi dan meninggalkan upahnya terus pulang ke rumahnya dan tidak kembali. Maka saya perniagakan upah itu hingga bertambah dan berbuah menjadi harta kekayaan yang banyak. Kemudian setelah berselang waktu cukup lama, buruh itu datang kembali dan berkata,
"Hai hamba Allah berikan kepadaku upahku yang dahulu itu." Aku menjawab, "Semua kekayaan di depanmu yang berupa unta, lembu, kambing dan budak penggembalanya itu adalah upahmu." Orang itu berkata, "Hai hamba Allah, janganlah engkau mengolok-olokkan aku." Aku menjawab, "Aku tidak mengolok-olokkan kamu."Maka diambilnya semua yang saya sebutkan itu dan tidak ditinggalkan seekor pun daripadanya. "Ya Allah, jika saya berbuat itu karena mengharapkan keridhaan-Mu maka bebaskanlah kami dari kesempitan ini." Tiba-tiba batu itupun bergeser lagi sehingga mereka dapat keluar dengan selamat." (HR. Bukhari - Muslim)
Disini tergambar dari kisah di atas, bahwa dia adalah seorang yang jujur dan sangat menjaga amanah. Tidak memakan harta orang lain dengan cara yang batil. Mari kita mulai menilai diri kita, betapa selama ini kita tidak menghiraukan ajaran agama yang agung ini, Lalu melihat pada konteks bangsa, betapa korupsi, penipuan, ketidakadilan dan sebagainya telah merajalela. Belakangan korupsi muncul dimana di segala sudah lini kehidupan menjadikan imej bangsa Indonesia, yang mayoritas penduduknya beragama Islam, menjadi salah satu Negara terkorup di dunia. Belum lagi masalah ketidakadilan yang menyebabkan banyak rakyat kecil di Negara ini menderita. Mengapa ini bisa terjadi ?
Dari kisah di atas terdapat 3 (tiga) faktor utama yang telah digambarkan oleh Rasulallah Saw. yang menjadi sebab terkabulnya doa-doa dalam kehidupan kaum muslimin.
Pertama, Berbakti Kepada Orang Tua.
Kedua, Akhlaq yang Mulia.
Ketiga, Mu'ammalah yang Benar.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang 3 penyebab utama terkabulnya doa. Dari keterangan hadis Rasulullah Saw tersebut sangat jelas bahwa 3 faktor tersebutlah yang menyebabkan 3 orang tersebut bisa keluar dari gua. Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang bisa mengamalkan 3 faktor tersebut. Aamiin.
Dalam satu Riwayat pernah Rasulullah Saw menceritakan tentang 3 pemuda yang tertahan didalam gua disebabkan pintu gua tertutup batu besar. mereka pun berdoa masing-masing secara bergantian. setelah selesai berdoa satu maka terbuka sedikit pintu gua, begitu juga doa pemuda yang kedua, sampai akhirnya selesai berdoa pemuda yang ketiga sampai terbuka pintu gua. Setidaknya ada 3 faktor utama penyebab doa para pemuda tersebut terkabul.
Dengan mengutip dari sebuah Hadits Rasulullah Saw. sebagai berikut :
Dari Abdullah bin Umar RA. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Terjadi di masa dahulu sebelum kamu, tiga orang berjalan-jalan hingga terpaksa bermalam di dalam gua. Tiba-tiba ketika mereka sedang berada di dalam gua tersebut, ada sebuah batu besar yang jatuh dari atas bukit dan menutup pintu gua, sehingga krtiga pemuda tersebut tidak bisa keluar. Maka berkatalah mereka, "Sungguh tidak ada yang dapat menyelamatkan kita dari bahaya ini, kecuali jika kalian bertawassul kepada Allah dengan amal-amal shaleh yang pernah kalian lakukan dahulu."
Pertama, Berbakti Kepada Orang Tua.
Maka seorang dari mereka berdoa, "Ya Allah, dahulu saya mempunyai ayah dan ibu dan sudah menjadi kebiasaanku tidak memberi minuman susu kepada seorangpun sebelum keduanya (ayah dan ibu), baik kepada keluargaku atau kepada hamba sahaya. Maka pada suatu hari saya agak jauh menggembala ternak sehingga saya terlambat tidak kembali kepada keduanya hingga malam hari dan ketika itu ayah bundaku telah tidur. Maka saya terus memerah susu untuk keduanya dan saya segan untuk membangunkan keduanya tetapi saya pun tidak akan memberikan minuman itu kepada siapapun sebelum ayah bundaku. Maka saya tunggu keduanya hingga terbit fajar lalu bangunlah keduanya dan minum susu yang saya perahkan itu. Padahal malam itu anak-anakku juga menangis meminta susu itu di dekat kakiku. Ya Allah, jika saya lakukan itu benar-benar karena mengharapkan keridhaan-Mu maka lepaskanlah kami dari kesulitan ini."
Maka bergeserlah batu itu sedikit hanya saja mereka belum dapat keluar dari gua tersebut.
Dari kisah tersebut di atas tergambar, bahwa lelaki ini telah mendahulukan untuk berbakti kepada kedua orang tuanya daripada anak dan istrinya, betapa banyak anak yang tidak berbuat baik kepada kedua orang tuanya bahkan menelantarkan mereka, lebih memihak istrinya dari pada orang tuanya. Anak harus berbakti pada orang tua selagi tidak untuk berbuat maksiat karena ridha Allah Swt. terletak pada keridhaan orang tua. Agama Islam mengajarkan untuk menghormati kedua orang tua walaupun mereka berlainan agama dengan agama yang kita anut (kafir), tidak membentaknya atau mengatakan kalimat “Ah” kepada mereka. Bagaimana hubungan kita dengan orang tua ? Apakah kita juga telah tidak menghormati, membentak dan telah berani melawan kepada orang tua ?
Kedua, Akhlaq yang Mulia.
Kemudian orang yang kedua berdoa, "Ya Allah, dahulu saya pernah jatuh cinta pada anak gadis pamanku. Karena cinta kasihku saya selalu merayu dan ingin berzina dengannya tetapi ia selalu menolak hingga terjadilah pada suatu saat ia menderita kelaparan dan datang minta bantuan kepadaku. Maka saya berikan padanya uang seratus dua puluh dinar dengan janji bahwa ia akan menyerahkan kegadisannya kepadaku malam harinya. Kemudian ketika saya telah berada di antara kedua kakinya tiba-tiba ia berkata, "Takutlah kepada Allah dan jangan engkau pecahkan tutup kecuali dengan cara yang halal. Maka saya segera bangun daripadanya padahal saya masih menginginkannya dan saya tinggalkan dinar emas yang telah saya berikan kepadanya itu. Ya Allah, bila saya berbuat itu semata-mata karena mengharapkan keridhaan-Mu maka hindarkanlah kami dari kemalangan ini."
Maka bergeserlah batu itu sedikit tetapi mereka belum juga dapat keluar daripadanya.
Dari kisah di atas tergambar, bahwa pergaulan antara laki-laki dan perempuan telah diatur dalam agama Islam dengan sangat terperinci, pergaulan antara suami dan istri, pergaulan antara muhrim dengan muhrim, pergaulan antara muhrim dengan bukan muhrim. Dengan aturan ini maka akan menciptakan masyarakat madani yang beradab serta menjadi sebuah keseimbangan dalam kehidupan yang asri dan damai. Sebaliknya kalau dilanggar batas-batas pergaulan ini maka akan timbul kerusakan yang sangat parah dalam masyarakat. Sebagai contoh masyarakat barat yang membebaskan pergaulan antara laki-laki dan perempuan hingga tanpa batas, 5ex bebas dsb, dengan dalih kebebasan expressi individu, apa hasilnya ? Kita telah menjadi saksi sejarah kebobrokan mereka yang berbalut kehidupan semu yg disebut dengan masyarakat modern. Rasulallah SAW. telah berpesan, "Takutlah kamu kepada Allah atas perkara wanita, karena awal bencana atau fitnah Bangsa Israil adalah dikarenakan oleh wanita." Apakah kita masih memegang teguh rambu-rambu pergaulan yang telah digariskan oleh agama kita ?
Ketiga, Mu'ammalah yang Benar.
Selanjutnya berdoalah orang yang ketiga, "Ya Allah, saya dahulu menjadi majikan yang mempunyai banyak buruh dan pegawai. Pada suatu hari ketika saya membayar upah buruh-buruh itu, tiba-tiba ada seorang dari mereka yang tidak sabar menunggu lalu segera pergi dan meninggalkan upahnya terus pulang ke rumahnya dan tidak kembali. Maka saya perniagakan upah itu hingga bertambah dan berbuah menjadi harta kekayaan yang banyak. Kemudian setelah berselang waktu cukup lama, buruh itu datang kembali dan berkata,
"Hai hamba Allah berikan kepadaku upahku yang dahulu itu." Aku menjawab, "Semua kekayaan di depanmu yang berupa unta, lembu, kambing dan budak penggembalanya itu adalah upahmu." Orang itu berkata, "Hai hamba Allah, janganlah engkau mengolok-olokkan aku." Aku menjawab, "Aku tidak mengolok-olokkan kamu."Maka diambilnya semua yang saya sebutkan itu dan tidak ditinggalkan seekor pun daripadanya. "Ya Allah, jika saya berbuat itu karena mengharapkan keridhaan-Mu maka bebaskanlah kami dari kesempitan ini." Tiba-tiba batu itupun bergeser lagi sehingga mereka dapat keluar dengan selamat." (HR. Bukhari - Muslim)
Disini tergambar dari kisah di atas, bahwa dia adalah seorang yang jujur dan sangat menjaga amanah. Tidak memakan harta orang lain dengan cara yang batil. Mari kita mulai menilai diri kita, betapa selama ini kita tidak menghiraukan ajaran agama yang agung ini, Lalu melihat pada konteks bangsa, betapa korupsi, penipuan, ketidakadilan dan sebagainya telah merajalela. Belakangan korupsi muncul dimana di segala sudah lini kehidupan menjadikan imej bangsa Indonesia, yang mayoritas penduduknya beragama Islam, menjadi salah satu Negara terkorup di dunia. Belum lagi masalah ketidakadilan yang menyebabkan banyak rakyat kecil di Negara ini menderita. Mengapa ini bisa terjadi ?
Dari kisah di atas terdapat 3 (tiga) faktor utama yang telah digambarkan oleh Rasulallah Saw. yang menjadi sebab terkabulnya doa-doa dalam kehidupan kaum muslimin.
Pertama, Berbakti Kepada Orang Tua.
Kedua, Akhlaq yang Mulia.
Ketiga, Mu'ammalah yang Benar.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang 3 penyebab utama terkabulnya doa. Dari keterangan hadis Rasulullah Saw tersebut sangat jelas bahwa 3 faktor tersebutlah yang menyebabkan 3 orang tersebut bisa keluar dari gua. Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang bisa mengamalkan 3 faktor tersebut. Aamiin.