2 Malaikat yang Dihukum Allah Karena Berzina

Malaikat adalah makhluk gaib yang diciptakan oleh Allah Swt. dari cahaya, sebagai utusan Allah Swt. yang taat, patuh, serta tidak pernah membangkang terhadap perintah-perintah-Nya. Iman kepada malaikat adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt. menciptakan malaikat sebagai makhluk gaib yang diutus untuk melaksanakan segala perintah-Nya. Orang yang mengimaninya akan senantiasa menggunakan seluruh anggota badannya untuk berhati-hati dari dalam berkata-kata dan berbuat.

Dari pengertian diatas dapat kita fahami bahwa malaikat itu adalah makhluk Allah yang berbeda dengan manusia. Baik dari segi asal penciptaannya, begitu juga dengan nafsu. Manusia memiliki nafsu sedangkan malaikat tidak memilki nafsu. Akan tetapi dalam sejarah Allah Swt pernah mengutus dua malaikat ke bumi dan diberi nafsu oleh Allah Swt. kedua malaikat itu bernama Harut dan Marut.

Harut dan Marut adalah dua malaikat yang diutus oleh Allah ke negeri Babilonia. Nama mereka disebutkan didalam Al Qur'an pada surat Al Baqarah ayat 102:

وَاتَّبَعُواْ مَا تَتْلُواْ الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيْاطِينَ كَفَرُواْ يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولاَ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا هُم بِضَآرِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ بِإِذْنِ اللّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلاَ يَنفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُواْ لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاَقٍ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْاْ بِهِ أَنفُسَهُمْ لَوْ كَانُواْ يَعْلَمُونَ

“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua Malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa Barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, Tiadalah baginya Keuntungan di akhirat, dan Amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” (QS. Al Baqarah : 102)

Syeikh Athiyah Saqar menyebutkan bahwa di beberapa buku tafsir disebutkan kedua malaikat itu telah diturunkan ke bumi sebagai fitnah sehingga Allah swt mengadzab mereka berdua dengan menggantung kedua kaki mereka, perkataan para mufassir ini bukanlah hujjah (dalil) dalam hal ini, hal itu berasal dari warisan masyarakat Babilonia dan penjelasan orang-orang Yahudi serta kitab-kitab Nasrani.

Dan perkataan mereka yang paling dekat tentang kedua malaikat tersebut adalah bahwa masyarakat saat itu mendapatkan fitnah dengan para tukang sihir sehingga mereka mengangkat para tukang sihir itu sampai ke derajat para nabi. Kemudian Allah swt menurunkan dua malaikat untuk mengajarkan kepada manusia sihir agar mereka bisa membedakan antara sihir dengan kenabian serta memperingatkan mereka tentang fitnah terhadapnya. Atau ada juga yang mengatakan bahwa mereka berdua adalah dua orang yang memiliki ilmu dan akhlak mulia sehingga menjadi fitnah di masyarakat dan mereka memberikan kepada kedua orang itu nama dua malaikat. Hal ini dari aspek penyerupaan dan gaya bahasa yang sudah difahami sejak dahulu sebagaimana saat ini nama Malaak digunakan untuk seorang yang istimewa.

Didalam cerita-cerita kuno masyarakat Babilonia terdapat dua orang yang memiliki nama mirip yaitu Harut dan Marut. Masyarakat saat itu begitu kagum dengan mereka berdua sehingga memberikan kepada keduanya nama dua malaikat. Bahkan kekaguman mereka terhadap keduanya pun bertambah sehingga meyakini bahwa mereka berdua adalah Tuhan.

Kemudian orang-orang Yahudi mempelajari peninggalan dari kedua orang itu berupa hikmah dan sihir yang menjadikan mereka lebih disibukkan olehnya daripada (membaca) Kitab Allah dan mereka pun membuang Kitab Allah itu di belakang punggung mereka.

Maka para malaikat memilih dua malaikat diantara mereka yang bernama harut dan marut, lalu Allah memberikan syahwat kepada keduanya dan menurunkan keduanya kemuka bumi dan memerintahkan agar mereka menghukumi manusia dengan kebenaran dan melarang mereka dari menyekutukan-Nya, membunuh jiwa dengan tanpa haknya dan dan berbuat zina serta meminum khamr. Maka mereka pun menghakimi manusia dengan adil di siang harinya dan bila sore hari mereka berdzikir kepada Allah yang Mahaagung lalu mereka naik ke langit. Mereka melakukan hal ini selama sebulan.

Kemudian datanglah kepada mereka seorang wanita yang sangat cantik, elok, seksi dan memakai pakaian yang paling mewah. Wanita itu bemama Zahrah, dari penduduk persia dan menguasai beberapa kota dan masuk ketempat harut dan marut dalam keadaan bersolek dan menguraikan rambutnya serta merias wajahnya dan mengadukan kepada kedua malaikat itu tentang orang yang memusuhinya. Tatkala melihamya mereka tergoda dengan cintanya. Wanita itu pun pergi dan kembali lagi keesokan harinya. Mereka saling menceritakan rasa cinta kepadanya satu sama lain sehingga mereka berani merayunya tetapi wanita itu menolak dan pergi kemudian kembali lagi pada hati berikutnya. Mereka pun merayunya kembali namunia menolak dan berkata kepada keduanya: 

"Aku tidak akan menerima ajakan kalian sehingga kalian mau melakukan apa yang aku inginkan yaitu hendaklah kalian menyembah patung dan meminum khamr."

Mereka berkata: 'Tak mungkin semua itu kami lakukan sebab Allah melarang kami melakukan itu semua."

Mereka menolak keinginannya dan ia pun menolak keinginan keduanya dan meninggalkan mereka. Namun perasaan cinta mereka semakin bertambah kepadanya dan mereka tak kuat lagi menahan dan menuju kearah rumah wanita itu serta mengetuk pintunya. Ia menerima mereka dan keduanya pun masuk kedalam rumahnya. Lalu wanita itu menyediakan mereka makanan dan keduanya memakannya lalu kembali merayu wanita tersebut wanita itu berkata:

"Kalian telah tahu apa yang aku inginkan,"

Keduanya menjawab: "Syrik adalah dosa besar dan membunuh adalah dosa besar pula sedangkan meminum khamr adalah lebih ringan dari ini semua dan nanti kita akan minta ampun kepada Allah swt."

Mereka tidak tahu bahwa khamr adalah induknya kejahatan, lalu mereka meminum khamr. Pada saat mabuk mereka pun 'jatuh' dalam pelukan perempuan itu dan berzina dengannya. Akan tetapi perbuatan mereka dilihat oleh orang lain sehingga keduanya membunuh orang itu karena takut dia membeberkan perbuatan mereka. Perempuan itu memerintahkan mereka sujud menyembah berhala dan mereka melakukan hal itu dan menjadi kufur.

Al Kisa'i mengatakan, pada saat Harut dan Marut melakukan perbuatan ini dan terjatuh pada lembah dosa tersebut mereka ingin naik ke langit namun sayap mereka tidak lagi menaati mereka. Mereka pun mengetahui apa yang mereka perbuat dan keduanya menghadap Nabi Idris serta menceritakan apa yang terjadi pada mereka dan meminta padanya agar memberikan syafaat untuk mereka disisi Allah swt dan mereka berkata kepadanya:

"Kami melihat apa yang naik dari ibadahmu seperti apa yang dilakukan oleh seluruh manusia maka berilah kami syafaat disisi Allah swt, maka Nabi Idris As melaksanakan apa yang mereka minta dan Allah swt memberikan mereka pilihan antara adzab dunia atau adzab akhirat yang akan mereka tempuh dan mereka memilih adzab dunia. Lalu mereka diadzab di daerah Babilon (negeri Irak sekarang ini, red) pada suatu lubang sumur dengan digantung dari rambut mereka dengan kepala terbalik pada sebuah rantai dari besi dan di adzab dengan rasa haus padahal jarak antara lidah mereka dan air hanyalah sedikit sekali seperti ukuran jari saja.

Seluruh asap yang ada didunia masuk ke hidung mereka sebagai tambahan adzab bagi mereka. Kedua , mata mereka menjolor keluar dan wajah mereka hitam. Dengan keadaan seperti inilah mereka dihukum sampai hari kiamat tiba."

Dikisahkan pula seorang manusia dari penduduk Babilon mendatangi mereka karena ingin mempelajari ilmu sihir dan tatkala ia masuk ingin menemui mereka berdua, dia pun melihat mereka berdua seperti apa yang telah karni kisahkan seraya mengucapkan dua kalimat syahadat dan keduanya mendengarkan apa yang diucapkan olehnya dan berkata: "Dari umat manakah kamu?" 

Dia menjawab "Dan umat Muhammad Saw ."

Mereka bertanya lagi "Apakah Muhammad telah diutus?"

Dia menjawab: "Ya”

Mereka pun berucap ”Alhamdulillah " dan menampakkan keceriaan dan orang itu berkata: "Kenapa anda menampakkan keceriaan ketika disebutkan nama Nabi Muhammad Saw."

Mereka menjawab:”Ya, sebab dia adalah Nabi yang diutus di akhir zaman dan telah dekatlah masa pembebasan kami"

Tidak diperbolehkan bagi kita untuk merujuk kepada cerita-cerita yang dikatakan mereka itu tentang malaikat yang bertentangan dengan kemaksuman mereka. Para malaikat tidaklah maksiat kepada Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan mereka pun melakukan apa-apa yang diperintahkan-Nya, firman Allah swt :

وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ مُكْرَمُونَ , لَا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُمْ بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ

”Dan mereka berkata: "Tuhan yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak", Maha suci Allah. sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan[957], Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan Perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya." (QS. Al Anbiya : 26 – 27)

[957] Ayat ini diturunkan untuk membantah tuduhan-tuduhan orang-orang musyrik yang mengatakan bahwa malaikat-malaikat itu anak Allah.

وَلَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ عِنْدَهُ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلَا يَسْتَحْسِرُونَ, يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ

“ dan kepunyaan-Nya-lah segala yang di langit dan di bumi. dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih.Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS. Al Anbiya (21) : 19 – 20)
(Fatawa Al Azhar juz VII hal 436)

LihatTutupKomentar